Dalam desain, sebuah warna memiliki peranan yang sangat penting seperti unsur-unsur lainnya. Warna bisa memiliki identitas, membawa pesan dan kesabaran, serta mempengaruhi visual dalam skala besar.
Tentunya dengan peranan yang penting, menggunakan warna dalam desain tidak boleh sembarangan, dengan ada teori warna maka desain akan memiliki bentuk yang lebih kuat.
Teori warna sendiri adalah sebuah pedoman yang digunakan desainer dalam desain untuk menyampaikan pesan kepada audiens. Teori warna juga bisa menjelaskan bagaimana manusia memandang warna, dengan adanya arti-arti tersendiri dalam setiap warna sehingga penggunaan warna dapat disesuaikan dengan pesan di dalam desain.
Dalam teori warna ada yang namanya color wheel, yang merupakan dasar dari teori warna. Sir Isaac Newton yang menemukan color wheel pada 1666 membagi color wheel dalam tiga kategori.
1. Primer
Warna Primer adalah warna dasar yang tidak bisa dibentuk dari warna lain, contohnya seperti merah, biru, dan kuning.
2. Sekunder
Warna sekunder adalah warna yang dihasilkan dari gabungan 2 warna dari 3 warna Primer, contohnya oranye, ungu, dan hijau.
3. Tersier
Warna tersier merupakan gabungan warna dari warna Primer dan sekunder, diperlukan pemahaman mengenai komponen warna lainnya untuk menentukan warna tersier karena tidak semua warna Primer dapat digabungkan dengan warna sekunder.
Berikutnya adalah skema warna yang merupakan pengembangan dari color wheel dari desainer untuk fungsi pemasaran. Dengan adanya skema warna, fungsi warna dapat digunakan lebih efisien.
1. Monochrom
Secara umum merupakan skema warna yng mengunakan variasi rona yang sama.
2. Analog
Analog merupakan skema warna perpaduan antara warna Primer dan sekunder.
3. Complementary
Skema ini menggunakan perpaduan warna yang saling membelakangi di color wheel.
4. Triadic
Triadic adalah skema yang menggunakan tiga titik pada color wheel yang disebar secara merata, atau segitiga sama sisi.